Wartabuser – Penyelenggaraan Turnamen Piala Putri Nusantara II di Stadion Korpri Cisaat bukan sekadar agenda seremonial memperingati Hari Olahraga Nasional dan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155. Di balik lapangan hijau dan sorak penonton, tersimpan makna strategis: membangun ruang kesetaraan dan pemberdayaan perempuan melalui olahraga.
1. Mendorong Kesetaraan Gender dalam Dunia Olahraga
Selama ini, olahraga kerap didominasi oleh laki-laki, terutama cabang sepakbola. Dengan digelarnya turnamen khusus sepakbola putri, pemerintah daerah ingin menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki hak, ruang, dan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berprestasi. Pesan ini sejalan dengan komitmen inklusivitas yang digaungkan oleh Bupati Sukabumi, H. Asep Japar.
“Kompetisi ini menjadi panggung untuk memperlihatkan potensi luar biasa para atlet perempuan Kabupaten Sukabumi. Mereka mampu bersaing, berprestasi, dan menjadi inspirasi,” ujarnya saat pembukaan, Jumat (19/9/2025).
2. Membangun Fondasi Prestasi Daerah
Turnamen ini tidak hanya tentang siapa yang menang atau kalah. Ini adalah ajang pencarian bakat—wadah lahirnya pemain-pemain potensial yang bisa mewakili Sukabumi di tingkat provinsi hingga nasional. Ketua Asosiasi Sepakbola Kabupaten Sukabumi sekaligus Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali, menegaskan bahwa potensi sepakbola putri Sukabumi sangat besar.
“Turnamen ini dapat menjadi ajang pencarian bakat sekaligus sarana bagi para atlet menunjukkan kemampuan individu dan kerja sama tim,” ungkapnya.
3. Menumbuhkan Ekosistem Olahraga Berkelanjutan
Ajang ini menjadi pemicu tumbuhnya ekosistem olahraga yang lebih luas. Ketika minat masyarakat terhadap sepakbola putri meningkat, maka dukungan infrastruktur, pembinaan, sponsor, dan perhatian publik pun akan ikut berkembang. Ini penting untuk memastikan olahraga bukan hanya event tahunan, melainkan gerakan berkelanjutan.
4. Menguatkan Identitas dan Semangat Daerah
Momentum turnamen ini juga memperkuat semangat kebersamaan di tengah perayaan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi. Di lapangan, perbedaan latar belakang melebur menjadi semangat yang sama: sportivitas dan persatuan.
“Kemenangan memang penting, tetapi yang utama adalah kebersamaan, saling menghargai, dan fair play,” pesan Bupati.
5. Membuka Peluang Karier Atlet Perempuan
Dengan eksposur dan kompetisi yang rutin, peluang atlet perempuan untuk meniti karier profesional semakin terbuka. Hal ini bisa berdampak jangka panjang, baik bagi individu atlet maupun daerah sebagai lumbung prestasi olahraga.
Kesimpulan:
Turnamen Piala Putri Nusantara II bukan hanya pertandingan sepakbola biasa. Ini adalah investasi sosial dan budaya untuk masa depan olahraga perempuan di Sukabumi. Pemerintah daerah, DPRD, KONI, dan masyarakat punya peran penting menjaga momentum ini agar tidak berhenti pada seremoni, tetapi tumbuh menjadi gerakan nyata.





