Kasus Balita Meninggal karena Cacingan, DPRD Sukabumi Ingatkan Pentingnya Kepedulian Sosial

Wartabuser – Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Faizal Akbar Awaludin, angkat suara terkait meninggalnya balita bernama Raya (3) asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, pada 22 Juli 2025. Raya meninggal dunia dalam kondisi tubuh dipenuhi cacing gelang.

Faizal menilai peristiwa ini harus menjadi momentum kebangkitan kepedulian sosial serta penguatan kembali semangat gotong royong masyarakat. Ia membandingkan kondisi saat ini dengan masa kecilnya, di mana solidaritas antarwarga kampung lebih terasa kuat.

“Bentuk kepedulian sosial harus ditingkatkan. Waktu saya kecil, semangat gotong royong antarwarga sangat terasa, berbeda dengan era sekarang,” ujarnya, Rabu (20/8/2025).

Politisi muda PKS ini juga mengingatkan agar kasus tragis tersebut tidak dijadikan ajang saling menyalahkan. Menurutnya, persoalan ini adalah tanggung jawab semua pihak.

“Kalau hanya menyalahkan satu pihak, itu bukan solusi. Ini salah kita semua, termasuk saya sebagai anggota DPRD. Ke depan kita harus bisa mengantisipasi agar tidak terulang,” tegasnya.

Faizal menekankan perlunya kesadaran kolektif, koordinasi lintas lembaga, serta regulasi yang jelas agar kasus serupa bisa dicegah. “Pemdes, Dinsos, Pemda, DPRD, semua harus duduk bersama membahas persoalan ini. Kita semua punya tanggung jawab,” katanya.

Ia menyebut persoalan ini sudah dibicarakan secara internal di Komisi IV DPRD. Evaluasi menyeluruh akan dilakukan, bahkan Ketua Komisi disebut siap menyampaikan sikap resmi. “Mudah-mudahan kasus seperti ini tidak terulang lagi,” tambahnya.

Kisah tragis Raya terungkap setelah komunitas sosial Rumah Teduh mengunggah kondisinya pada pertengahan Agustus. Balita malang itu dibawa ke rumah sakit pada 13 Juli 2025 dalam keadaan tak sadarkan diri. Ia tengah menjalani pengobatan tuberkulosis, ditambah demam, batuk, dan pilek yang memperparah kondisinya.

Selama sembilan hari di rumah sakit, Raya tidak memiliki identitas maupun jaminan kesehatan. Tagihan biaya perawatan pun membengkak hingga puluhan juta rupiah.

Sejak kecil, Raya tumbuh di lingkungan kurang layak. Ia kerap bermain di tanah bercampur kotoran ayam di bawah rumah panggungnya. Sementara kedua orang tuanya, Rizaludin alias Udin (32) dan Endah (38), mengalami gangguan mental sehingga tidak mampu mengurus dokumen maupun memperhatikan tumbuh kembang anaknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed